Minggu, 10 Januari 2016

Marketing Online

Online marketing adalah sistem pemasaran yang menggunakan media internet sebagai alat dalam aktivitas marketnya. Awalnya pengguna internet  menggunakan halaman yang berformat HTML untuk mengakses Internet. Lalu lahirlah konsep website, dengan menampilkan profile dan  promosi perusahannya kepada target market-nya di seluruh dunia. Selanjutnya online marketing berkembang tidak hanya menggunakan sarana website dalam aktifitasnya. Email marketing dan social media marketing adalah beberapa contoh jenis online marketing yang sekarang ramai digunakan.
Dalam perjalanannya online marketing terus mengalami kemajuan, tidak hanya menggunakan website tapi juga Email dan aplikasi lain yang telah di aplikasikan  pada Internet. Ada beberapa hal yang di lakukan untuk menjadi bagian dari marketing agar bisa di kerjakan dengan system online marketing, melalui internet salah satunya adalah  online advertising. Saat ini Periklanan online menjadi hal menarik untuk di lakukan dalam dunia usaha.
Media konvensional seperti televisi, majalah, dan surat kabar awalnya adalah alat yang biasa di gunkan untuk beriklan, namun dengan maraknya online marketing yang terjadi saat ini periklanan dengan media tadi dikonversi kedalam website dengan memanfaatkan media internet dalam aktivitasnya. Dalam hal ini internet dijadikan sebagai  bagian dari marketing mix dengan pendekatan yang berbeda, dari karakteristik media dan audiens  yang dijadikan tagetnya.
Langkah yang biasanya di gunakan dalam beriklan di internet adalah dengan memasang banner. Namun langkah tersebut sekarang ini kurang efektif, karena tuntutan komunikasi dalam strategi pemasaran semakin beragam. Untuk itulah maka dibutuhkan strategi, kreatifitas, dan pengukuran dengan ke akurasian tinggi. Sebagai contoh menggunakan strategi viral melalui email marketing, membangun situs khusus dari produk yang terpisah dengan corporate site-nya, merancang webtorial pages, membuat advert gaming, online survey dan strategi lainnya.
Online marketing dapat juga menggunakan teknik advertise yang lebih mudah dan murah, yaitu dengan menggunakan  Search Engine Optimization (SEO). Saat ini sudah banyak para pengguna internet yang memanfaatkan SEO, hampir 80 % pengunjungnya melakukan  awal pencarian data dengan memanfaatkan mesin pencari ini.
Selain itu dengan menggunakan online marketing, di harapkan target market campaign anda, yang dilakukan dengan pendekatan secara efektif dan efisien akan tercapai.
Pemasaran Internet atau pemasaran elektronik adalah segala upaya yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media elektronik atau Internet. Huruf 'e' dalam e-marketing ini berarti elektronik yang artinya kegiatan pemasaran yang dimaksud dilaksanakan secara elektronik melalui jaringan Internet. Dengan terciptanya teknologi Internet, banyak istilah baru yang menggunakan awalan huruf e, seperti halnya: e-mail, e-business, e-gov, e-society, dll.
Banyak orang beranggapan bahwa pemasaran Internet adalah segala hal yang berhubungan dengan mencari uang di Internet, yang sebetulnya hal ini tidak benar. Perlu diketahui bahwa sebagian besar program mencari uang di Internet adalah kegiatan yang dilarang dan merupakan kecurangan alias penipuan yang hanya menguntungkan untuk orang atau badan tertentu saja.
Lingkungan pemasaran Internet
Kegiatan pemasaran Internet umumnya meliputi atau berkisar pada hal-hal yang berhubungan dengan pembuatan produk periklanan, pencarian prospek atau pencarian pembeli dan penulisan kalimat-kalimat pemasaran untuk menjual produk atau jasa. Pemasaran Internet ini secara umum meliputi kegiatan jasa digital, produk digital, dan periklanan dengan menggunakan spanduk digital. Periklanan dengan menggunakan spanduk digital seperti promosi melalui:
·         Mesin pencari
·         Surat elektronik
·         Afiliasi
Kegiatan pemasaran Internet yang efektif meliputi banyak strategi dari optimisasi mesin pencarijejaring sosial, dan iklan berbayar per klik. Dengan beragamnya strategi tersebut maka pembelajaran yang berkelanjutan untuk hal ini sangat penting.
Manfaat pemasaran online                                                                                               
1.     Tidak terbatas dengan waktu karena bisa diakses 24 jam.
2.     Menjagkau pasar yang lebih luas, bahkan sampai ke manca negara.
3.     Mengurangi biaya pemasaran karena tidak perlu membuat outlet secara phisik dan juga tidak perlu brosur, spanduk, dan sebagainya.
4.     Memudahkah pelaku usaha untuk menjalin hubungan dengan konsumen melalui komunikasi interaktif dengan memanfaatkan ruang diskusi chatting atau email
5.     Strategi pemasaran lewat internet bisa memberikan nilai lebih dalam menghadapi persaingan.

Jenis saluran pemasaran online
Pemasaran  Online  dilakukan  memalui  system  komputer  online interaktif,  yang  menghubungkan  pembeli  dan  penjual  secara elektronik.
Ada (dua ) jenis saluran pemasaran online :
1.  Layanan  Online  Komersial,  Internet  layanan  yang  menawarkan informasi dan layanan pemasaran online kepada pelanggan  yang membayar  biaya  bulanan,  seperti  America  online,  Compuserve dan Prodigy.
2.  Internet,  Web  global  jaringan  komputer  yang  luas  dan berkembang  pesat  yang  tidak  mempunyai  manajemen  dan kepemilikan sentral.
Perdagangan  elektronik  (  E-Commerce  )  adalah  istilah  umum  untuk proses  pembelian  dan  penjualan  yang  didukung  oleh  sarana elektronik.
Konsumen online
Konsumen  online  adalah  penguna  internet.  Cara  melakukan pemasaran online dengan :
1.  Menciptakan kehadiran online elektronik. Cara ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu  :
a.  Membeli ruang dilayanan online komersial. 
b. Membentuk  situs  internet  sendiri  misalnya  dengan  Situs  Internet  Perusahaan  (corporate  Web  Site ),  Situs  Internet Pemasaran (marketing Web Site)
2. Menempatkan  Iklan  Online,  merupakan  iklan  yang  muncul  ketika para  pelanggan  menjelajahi  layanan  online  /  situs  internet  yang mempunyai  papan  iklan,  jendela  timbul  tengelam,  ticker, roadblock.
3.  Berpartisipasi  dalam  forum,  kelompok  berita  dan  masyarakat internet.
4.  Mengunakan  E-mail  dan  Webcasting,  Yang  dimaksud  dengan webcasting  adalah  pen-download-an  secara  otomatis  informasi-informasi  yang  diminati  yang  sudah  dikotumisasi  ke  PC  si penerima  yang  membuat  saluran  yang  menarik  mampu mengirimkan pemasangan iklan internet / informasi lain.

Tantangan Pemasaran Online
1.  Keterpaparan dan pembelian konsumen yang terbatas.
2.  Demografis dan psikografis pengusaha menjadi menyimpang.
3.  Kekacauan dan kesemrawutan.
4.  Keamanan.

5.  Kepedulian etis.

Sumber :

Rabu, 16 Desember 2015

Contoh Hard News dan Soft News

Hard News

Warga Batununggal Mengeluh
Listrik Mati, Aktivitas Warga Terhenti

Bandung (KOMPAS)-Pemadaman listrik di sekitar kecamatan Batununggal, Bandung, Minggu (13/12), membuat aktivitas warga menjadi terganggu. Pemadaman listrik secara mendadak ini belum pernah terjadi selama satu tahun terakhir. Warga menyayangkan tidak adanya pemberitahuan dari pihak PLN mengenai pemadaman tersebut.
Pemadaman listrik terjadi selama sembilan jam mulai dari pukul 11.00 hingga 20.00. Warga Binong Jati, kecamatan Batununggal yang sebagian besar memiliki usaha rajut harus menghentikan produksinya akibat terjadinya pemadaman listrik. Hal tersebut membuat mereka harus merugi karena tidak dapat terpenuhinya permintaan pasar.
Selain itu, karena tidak adanya pemberitahuan, warga harus menghentikan pekerjaan rumah mereka. “Dari hari Senin sampai Sabtu saya dan suami kerja, jadi hanya pas hari Minggu saja saya bisa mengerjakan pekerjaan. Eh, malah mati listrik. Padahal cucian dan setrikaan numpuk, saya jadi tidak bisa beresin semuanya,” tutur salah satu warga.
Ditemui di Kantor PLN Jl. Ibrahim Adjie, Ketua PLN, Agus Supratman, menyebutkan pemadaman listrik secara mendadak disebabkan kurangnya daya kapasitas gardu yang ada di Batununggal. Agus juga menegaskan warga tidak perlu khawatir lagi, karena masalah tersebut sudah diatasi dan warga bisa kembali berktivitas seperti biasanya.

Soft News
Wanita Perokok Semakin Meningkat
         Jumlah perokok wanita di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), jumlah perokok perempuan pada 2007 mencapai 5,2%, sedangkan pada 2013 meningkat menjadi 6,7% yaitu sebanyak 1.890.135 merupakan wanita perokok aktif dari keseluruhan penduduk wanita Indonesia.
         Penyebab terjadinya peningkatan jumlah tersebut karena adanya gaya hidup bebas, serta pengaruh kebiasaan dari orang terdekat misalnya ibu perokok atau teman sepergaulan yang perokok. Selain itu, budaya dan tradisi merokok yang masih dianggap wajar. Gencarnya iklan rokok yang ditampilkan di media juga menjadi penyebab meningkatnya jumlah perokok wanita di Indonesia.
         Bukan hanya penyakit stroke, hipertensi dan kanker saja yang muncul akibat merokok. Namun, juga mempengaruhi angka kematian bayi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, jumlah bayi berat lahir rendah (BBLR) mencapai 58% dan 30% di antaranya disebabkan karena rokok, baik dari ibunya sendiri yang mengonsumsi rokok maupun paparan lingkungan di sekitarnya. Diketahui bahwa asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia, dan berhubungan dengan sedikitnya 25 penyakit di tubuh manusia.
         Agar jumlah perokok aktif tidak semakin bertambah, semua bungkus rokok kini disertai gambar peringatan kesehatan. Di tempat-tempat umum pun sekarang sudah dilengkapi dengan adanya kawasan tanpa asap rokok, hal tersebut bertujuan untuk melindungi para perokok pasif dari ancaman bahaya rokok.

Rabu, 09 Desember 2015

Hard News

HARD NEWS dan SOFT NEWS

Ada dua tipe dalam penulisan jurnalistik, yaitu hard news dan soft news.Kedua tipe tersebut memiliki ciri khas masing-masing. Berikut adalah ciri-ciri dari masing-masing jenis penulisan yang membedakan keduanya.
Hard news, adalah berita penting yang harus disampaikan langsung ke publik. Berita jenis ini tidak bisa ditunda pemberitaanya karena akan cepat basi. Kadang penulisan berita macam ini juga disebut breaking news, spot news, atau straight news.
Ada beberapa ciri-ciri khas dari Hard news. Pertama, mementingkan aktualitas. Definisi dari aktual adalah sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau peristiwa yang baru saja terjadi. Kita ambil contoh, misalnya judul berita: Intelijen Korea Bantah Curi Data Delegasi RI, merupakan berita tanggal 21 Februari 2011, apakah berita macam ini masih punya nilai berita jika tidak disajikan pada hari itu juga? Tentu saja tidak. Berita seperti ini akan cepat kehilangan nilai jualnya. Karenanya, berita hard news sangat mementingkan aktualitas.
Ciri yang kedua adalah memakai sistem piramida terbalik dalam penulisan berita. Artikel berbentuk berita ini memiliki struktur unik, yaitu inti informasi ditulis pada alinea awal (disebut sebagai "lead”) dan data-data penting menyusul pada alinea-alinea selanjutnya, lalu penjelasan tambahan, dan diakhiri dengan informasi lain yang bukan bersifat informasi utama. Inilah yang disebut sebagai piramida terbalik.
Bagi pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti cerita, sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea awal. Sementara bagi redaktur di meja redaksi, piramida terbalik juga memberi keuntungan. Yaitu ketika sebuah artikel harus diperpendek karena kolom terbatas sementara waktu sudah mepet, maka redaktur tinggal memotong bagian bawah. Kalimat-kalimat yang dibuang itu tidak akan mengurangi makna artikel, asalkan ditulis dalam bentuk piramida terbalik.
Agar tercipta hard news yang baik maka lead harus baik pula. Lead yang baik harus memenuhi satu syarat, yaitu pemakaian 5W + 1H, Singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam bahasa Indonesia menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua unsur inilah yang harus terkandung dalam sebuah hard news. Contoh lead yang diambil dari vivanews.com :  Intelijen Korea Bantah Curi Data Delegasi RI -- Kamar VIP di Lotte Hotel, tempat delegasi Indonesia menginap selama di Seoul, Korea Selatan, disantroni penyusup. Tiga orang mencurigakan -- dua laki-laki dan seorang perempuan mencuri data dari laptop menggunakan USB. Para pelaku kabur saat kepergok salah satu staf dari Indonesia. 
Ciri yang ketiga adalah kelengakapan dari isi beritanya. Lengkapnya sebuahhard news, bisa dipenuhi apabila pemakaian 5W + 1H sudah diterapkan. 5W+1H adalah unsur berita dan harus ada. Bayangkan, jika salah satu unsur dari enam unsur tersebut tidak ada. Pasti berita tersebut sarat akan informasinya sehingga tidak ada kelengkapan.
Ciri yang keempat adalah untuk memberi informasi. Sebagai jendela, agar para pembaca yang tidak tahu menjadi tahu. jika mengambil contoh berita dari vivanews.com, kita tidak akan tahu apakah ada data rahasia yang dicuri oleh intelejen korea? Lewat hard news, fungsi memberi info sangat diprioritaskan.
Ciri yang kelima adalah panjang dari hard news 100-200 kata. Tidak perlu panjang-panjang karena fungsinya memberi info yang aktual dan memenuhi unsur 5W+1H.
Beralih ke soft news. Berita soft news adalah berita yang dari segi struktur penulisan relatif lebih luwes, dan dari segi isi tidak terlalu berat. Soft news umumnya tidak terlalu lugas, tidak kaku, atau ketat, khususnya dalam soal waktunya. Misalnya: tulisan untuk menggambarkan kesulitan yang dihadapi rakyat kecil akibat krisis ekonomi akhir-akhir ini. Selama krisis ekonomi ini masih berlanjut, berita itu bisa diturunkan kapan saja. Atau tulisan tentang artis Meriam Bellina, yang punya hobi baru mengkoleksi pot bunga antik. Biasanya lebih banyak mengangkat aspek kemanusiaan (human interest).
Dari segi bentuknya, soft news masih bisa kita perinci lagi menjadi dua: news feature dan feature. Feature adalah sejenis tulisan khas yang berbentuk luwes, tahan waktu, menarik, strukturnya tidak kaku, dan biasanya mengangkat aspek kemanusiaan. Panjang tulisan feature bervariasi dan boleh ditulis seberapa panjang pun, sejauh masih menarik. Misalnya, feature tentang kehidupan sehari-hari nelayan di Marunda. Sedangkan news feature adalah feature yang mengandung unsur berita. Misalnya, tulisan yang menggambarkan peristiwa penangkapan seorang pencuri oleh polisi, yang diawali dengan kejar-kejaran, tertangkap, lepas lagi, dan semua liku-liku proses penangkapan itu disajikan secara seru, menarik, dan dramatis, seperti kita menonton film saja.


MAKALAH FEATURE

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi telah berpengaruh terhadap peran media massa cetak. Akibat perkembangan teknologi ini, media massa menjadi dijauhi dan menyebabkan manusia purna aksara menjadi buta aksara lagi. Hal ini disesalkan Marshall Mc Luhan, bahwa terdesaknya media cetak oleh media elektronik mengakibatkan tersisihnya sastra sebagai salah satu mata rantai komunikasi antar generasi. Namun dengan hadirnya media massa elektronik tidak menghapus keberadaan media massa cetak, bahkan diperlukan. Namun, persaingan antara media massa cetak dan media massa elektronik membuat media masa cetak harus memiliki sesuatu yang berbeda dari media massa elektronik. Di sinilah feature mengambil perannya dalam persaingan antar jenis media ini. Feature sekarang ini merupakan sesuatu yang tidak bisa tidak harus ada dalam surat kabar. Terutama dalam menghadapi persaingan dengan media elektronik yang juga memiliki jenis feature udara.
Menulis features seperti halnya menulis karya nonfiksi lainnya, seperti artikel, esai, laporan penelitian, dsb. Ia tetap ditulis dengan menggunakan data atau referensi. Namun, ia sangat berbeda dengan hard news di surat kabar. Features cenderung dipaparkan secara hidup sebagai pengungkapan daya kreativitas, kadang-kadang dengan sentuhan subjektivitas si penulis terhadap peristiwa, situasi, dsb. Oleh karena itu pada makalah ini kami akan membahas tuntas mengenai features.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Apa pengertian tulisan feature?
1.2.2        Apa jenis-jenis dan ciri-ciri dari penulisan feature?
1.2.3        Unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam tulisan feature?
1.2.4        Bagaimana teknik menulis feature beserta contoh feature?

1.3  Tujuan Makalah
1.3.1        Menyebutkan pengertian feature
1.3.2        Mengetahui jenis dan ciri-ciri dari penulisan feature
1.3.3        Menjabarkan unsur-unsur yang terdapat dalam tulisan features
1.3.4        Mengetahui teknik penulisan features beserta contohnya


BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Pengertian Feature
Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas, karena feature bukanlah penuturan atau laporan tentang fakta secara lurus atau lempang sebagaimana dijumpai pada berita langsung (straight news).
Apa yang dijelaskan Rivers dalam The Mass Media: Reporting, Writing, Editing (1967) mungkin bisa membantu kita untuk lebih memahami apa itu feature. Rivers menunjukkan, kita mempunyai kisah atas fakta-fakta yang telanjang, dan itu kit sebut sebagai berita. Di samping berita kita jumpai lagi tajuk rencana, kolom, dan tinjauan yang kita sebut artikel atau opinion pieces. Sisanya yang terdapat dalam lembaran surat kabar, itulah yang disebut sebagai karangan khas (feature).
Menurut pakar yang lain, McKinney, feature adalah suatu tulisan yang berada di luar tulisan yang bersifat berita langsung. Dalam tulisan hi pegangan utama 5W1H dapat diabaikan. Sedangkan Wolseley dan Campbell dalam Exploring Journalism (1957) memasukkan feature pada surat kabar ke dalam segi hiburan (entertainment). Secara gamblang ia mengiaskan feature pada surat kabar sebagai asinan dalam sajian makanan. Ia tidak memberikan kalori utama, tetapi ia menimbulkan selera makan dan penyedap. Ia merupakan bagian cukup penting, sehingga surat kabar memenuhi pula fungsi ketiga yang tidak dapat diabaikan, yakni hiburan (entertainment) di samping fungsi memberi informasi dan pendidikan (Assegaff, 1983:55).
Jadi jelas, feature bukanlah menu utama surat kabar, tabloid, majalah, atau media massa. Menu utama surat kabar tetap adalah berita. Feature adalah menu penunjang surat kabar atau media massa. Sifatnya sebagai pelengkap. Feature juga dapat diabaikan oleh khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa media massa. Hanya, dengan merujuk pada analogi sajian makanan pada sebuah pesta, siapa pun pengunjung pesta tidak akan merasa afdal apabila sesudah makan berat, is tak mencicipi menu penunjang seperti puding, aneka buahbuahan, atau ice cream. Begitu juga dengan pembaca surat kabar. la tak akan merasa afdal apabila setelah menyimak berita, tak sekaligus juga menikmati hidangan feature.
Feature dapat dikatakan juga sebagai artikel yang kreatif, terkadang subyektif, yang dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan. Feature memungkinkan reporter ‘’menciptakan’’ sebuah cerita. Meskipun masih diikat etika bahwa tulisan harus akurat karangan tidak boleh fiktif dan bersifat khayalan, reporter bisa mencari feature dalam pikirannya, setelah mengadakan penelitian terhadap gagasannya itu.
2.2         Ciri-Ciri Feature
Dari sejumlah pengertian feature yang ada dapat ditemukan beberapa ciri khas tulisan feature, antara lain :
1.        Mengandung segi human interest
Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi, menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch, menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita lunak atau ringan) yang pemahamannyalebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras) yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran.
2.        Mengandung unsur sastra
Satu hal penting dalam sebuah feature adalah is harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen (cerita pendek) atau novel –bacaan ringan dan menyenangkan – namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada dasarnya atau pada prinsipnya adalah seorang yang bercerita.
Jadi, feature adalah jenis berita yang sifatn ya ringan dan menghibur. Ia menjadi bagian dari pemenuhan fungsi menghibur (entertainment) sebuah surat kabar. Seorang penulis feature harus memiliki ketajaman dalam melihat, memandang, dan menghayati suatu peristiwa. Ia harus mampu pula menonjolkan suatu hal yang meskipun sudah umum, namun belum terungkap seutuhnya.
2.3         Unsur-Unsur yang Terdapat Dalam Tulisan Features
Sebagai sebuah cerita, feature dibangun dengan berpijak pada beberapa unsure pokok. Dalam cerita pendek, unsure-unsur pokok itu meliputi: karakter, mood atau suasana, tema, gaya, sudut pandang (point of view), dan setting. Menurut kritikus sastra Jakob Sumardjo, seorang pengarang terikat pada unsure-unsur itu meskipun ia bisa mencari variasi tersendiri. Seorang penulis bisa menekankan pada karakter atau tema, tapi tetap ia tidak bisa melepaskan diri dari unsur-unsur yang lain. Berikut penjelasan unsur feature yang diadaptasi dari cerpen menurut Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature (2014:183-189).

1.      Tema
Tema adalah ide sebuah cerita. Dalam feature, ide sering muncul dari berbagai peristiwa berita yang sifatnya aktual dan faktual. Ide tidak diperoleh lewat imajinasi, tetapi dipetik dari informasi, hasil penelusuran referensi, kerja observasi, pilihan visitasi, dan proses konfirmasi ke suatu atau berbagai pihak yang terkait. Wartawan sebagai penulis feature, sama sekali tak terlibat, dan memang tidak boleh terlibat, untuk melakukan suatu tindakan apapun. Wartawan sebagai penulis cerita hanya berhak melakukan rekonstruksi dan visualisasi atas apa yang dilakukan tokoh cerita sesuai dengan setting peristiwa yang terjadi.
2.      Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut pandang yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Cerita feature, dengan merujuk pada sudut pandang, umunya lebih menyukai sudut pandang orang ketiga. Dengan sudut pandang orang ketiga, wartawan sebagai penulis feature, tahu tantang segalanya. Ia bisa menceritakan apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkan. Sebagian kecil wartawan, menyukai sudut pandang orang pertama dengan memerankan tokoh aku. Sudut pandang manapun yang dipilih, sesungguhnya bergantung pada selera wartawan atau reporter, redaktur, serta sifat dan bobot materi cerita yang ingin disampaikan kepada khalayak.
3.      Plot
Plot bukan jalan cerita. Dengan mengikuti jalan cerita kita dapat menemukan plotnya. Sesuatu yang menggerakan cerita adalah plot, yaitu segi rohaniah dari kejadian. Plot sering dikupas menjadi lima elemen: pengenalan, timbulnya konflik, konflik memuncak, klimaks, dan pemecahan soal (Sumardjo, 2004:15-16). Feature yang baik harus memiliki plot. Feature tidak mewajibkan pemunculan dan penajaman konflik dalam rangkaian adegan cerita. Feature mengangkat suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan yang sifatnya faktual objektif. Tidak semua aspek kehidupan yang diangkat dalam cerita feature mangandung unsur konflik. Jadi, hanya pada peristiwa tertentu saja unsur konflik dan klimaks itu diperlukan atau dihadirkan.
4.      Karakter
Suatu cerita feature disebut baik, apabila karakter tokohnya dilukiskan dengan jelas, tegas, ringkas, dan spesifik. Setiap punya karakter atau kepribadian masing-masing, yang sekaligus membedakan dirinya dengan orang lain. Tokohlah yang menentukan segala-galanya dalam cerita. Pengarang tidak perlu pegang kemudi. Ia hanya membiarkan saja tokoh-tokoh cerita yang dipilihnya itu hidup dan bergerak sendiri menurut wataknya masing-masing, dan menciptakan situasi, membuat masalah, menimbulkan ketegangan, mencetuskan klimaks, dan akhirnya menutup cerita (Lajos Egri dalam Dipenogoro, 2003:51).
5.      Gaya
Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Cara bagaimana seorang pengarang memilih tema, persoalan, meninjau persoalan dan menceritakannya sebagai sebuah cerpen. Sebagai cerita, feature ditulis oleh wartawan atau reporter dengan gaya masing-masing. Ada wartawan yang sangat mengagumi gaya Putu Wijaya, ada yang sangat menyukai gaya Ahmad Tohari, dll. Berbeda dengan berita yang gaya penulisannya sama karena mengacu pada teknik melaporkan, pola piramida terbalik, dan rumus 5W1H.
6.      Suasana
Suasana dalam cerita pendek membantu menegaskan maksud. Di samping itu suasana juga merupakan daya pesona sebuah cerita. Sama halnya dengan feature, tidak ada cerita feature tanpa suasana. Karena suasana itulah yang bisa menghidupkan cerita feature sehingga memikat pembaca, enak dibaca, berjiwa, dan sanggup melantunkan pesan-pesan moral tertentu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Menulis feature adalah melukis suasana peristiwa. Dari suasan itulah kemudian timbul imajinasi dan fantasi pembaca, pendengar atau pemirsa.
7.      Lokasi Peristiwa
Setting  tidak hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya, tetapi berkaitan juga dengan karakter, tema, suasana cerita. Feature juga harus mengandung unsur ini. Dalam feature, unsur tempat/setting, tidak sekadar sebagai keterangan pelengkap sebagaimana dijumpai pada berita langsung. Dalam feature, setting justru memainkan peran yang amat menetukan jalannya cerita. Setting bencana alam seperti gempa dan gelombang tsunami di Aceh dan Sumut pada 26 Desember 2004, dengan korban tewas lebih dari 100 ribu jiwa, misalnya, memunculkan aroma tragedy kemanusiaan yang luar biasa.
2.3.1 Sifat-Sifat Feature
Feature merupakan berita yang berfungsi sama dengan berita umumnya, tetapi dengan gaya bahasanya yang terkesan seperti seni itu adalah ciri khas dari feature. Target yang ingin dicapainya adalah perasaan pembaca bukan rasio, seperti sasaran berita umumnya.
Ada beberapa sifat feature menurut Tempo (1979:6-8) yaitu:
1.    Kreatif (adanya unsur kreativitas); Feature membutuhkan kreativitas penulisnya, dalam mencari objek tulisan yang khas, yang kadang-kadang merupakan peristiwa biasa, namun belum pernah atau jarang terungkap. Dalam penyusunan feature, penulis tidak terlalu terikat pada tekhnik penyajian tertentu. Penyajian feature dapat berbeda-beda tergantung pada kekhasan penulisnya. Kreativitas penulis sangat dituntut untuk menuturkan informasi yang diperolehnya. Penyajian permasalahan dikembangkan dengan kreativitas penulisnya. Kadang ada pakar yang menyebut feature lebih mendekati sastra. Persamaan ini dilihat dari sudut pandang tekhnik penyajiannya yang membolehkan pemanfaatan kreativitas. Kesamaan feature dengan sastra bukanlah dari sudut data dan fakta. Dalam feature tetap dimuat data dan fakta yang benar dan akurat.
2.    Variatif (adanya unsur menghibur); Sebuah feature ditulis dengan gaya penulisan yang variatif dengan mampu membangkitkan imajinasi pembacanya. Diksi atau pilihan kata, komposisi atau rangkaian kata-kata, kalimat dan paragrafnya, dari fakta-fakta yang diperoleh ditulis tidak monoton, hidup dan variatif. Feature disusun dengan penyajian yang bisa membuat pembaca mengendorkan syaraf-syaraf yang tegang karena terlalu sibuk bekerja. Karena disajikan dengan gaya santai, feature diharapkan dapat menghibur pembaca. Feature adalah bentuk komunikasi yang santai. Feature banyak ditemukan dalam surat kabar mingguan. Sajiannya yang menghibur dapat membantu pembaca untuk menyegaran kembali pemikirannya. Surat kabar mingguan tidak tepat kalau isinya banyak berbentul berita langsung.
3.    Subyektif (adanya unsur subjektivitas); Feature bersifat subyektif. Yakni sangat tergantung sudut pandang, wawasan, intelektual, ketrampilan, dan karakter penulisnya. Dalam menyusun feature, penulis dibolehkan memasukkan unsur subjektivitas. Ini dimaksudkan agar feature bisa lebih menarik dan tersaji dengan lancar. Wartawan boleh memasukkan perasaan atau emosional sebatas untuk memudahkan penyajian, pikiran, dan oemahaman terhadap permasalahan dalam feature. Subjektivitas pada feature hanya sebatas untuk memudahkan penyajian, tidak untuk pengolahan data-data. Data-data yang subjektif hanya terdapat dalam sastra. Inilah yang membedakan feature dengan sastra. 
4.    Informatif; Feature membantu pembaca dengan memperjelas suatu keadaan untuk merasakan gambaran dari suaru kejadian, atau mempengaruhinya bertindak atau percaya. Nilai informatif feature berbeda dengan berita langsung yang benar-benar menyajikan informasi. Informasi dalam feature lebih mendalam dan lengkap. Feature disusun dan ditujukan untuk mengemukakan informasi-informasi penting dan bermanfaat bagi pembaca. Feature memuat ibnformasi-informasi yang mungkin diabaikan dalam penulisan berita langsung. Banyak persoalan yang tidak layak menjadi berita atau reportase, namun perlu dan bermanfaat untuk diketahui masyarakat. Yang cocok untuk mengungkapkan hal ini adalah dengan melalui feature.
2.3.2    Jenis-Jenis Feature
1.      Feature Berita : tulisan feature yang lebih banyak mengandung unsur berita, berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak.
2.      Feature Artikel : tulisan feature yang lebih cenderung ke dalam sastra. Biasanya dikembangkan dari sebuah berita yang tidak actual lagi atau berkurang aktualitasnya. Misalnya, tulisan mengenai keadaan atau suatu kejadian, seseorang, suatu hal, suatu pemikiran, tentang ilmu pengetahuan.dan lain-lain yang dikemukakan sebagai laporan (informasi) yang dikemas secara ringan dan menghibur.
Berdasarkan tipenya, maka feature dapat dibedakan menjadi:
1.      Feature Human Interest (langsung sentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian, simpati dan sebagainya). Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, liku-liku kehidupan seorang guru di daerah terpencil, atau kisah seorang penjahat yang dapat menimbulkan  kejengkelan.
2.      Feature pribadi-pribadi menarik atau feature biografi. Misalnya riwayat hidup seorang tokoh yang m,eninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang meiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi.
3.      Feature Perjalanan. Misalnya, kunjungan ke tempat bersejarah di dalam atau di luar negeri, atau ke tempat yang jarang di kunjungi orang. Dalam feature jenis ini, biasanya unsure subjektivitas menonjol, karena biasanya penulisnya yang terlibat langsung dalam pweristiwa/ perjalanan itu mempergunakan “Aku”, “saya”, atau “kami” (sudut pandang- point of view-orang pertama).
4.      Feature Sejarah, yaitu tulisan tentang peristiwa masa lalu, misalnya peristiwa proklamasi kemerdekaan, atau peristiwa keagamaan dengan memunculkan “tafsir baru” sehinggga tetap terasa aktual untuk masa kini. 
5.      Feature Petunjuk Praktis (Tips), artikel, Guidance Feature, atau mengajarkan keahlian- how to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bunga, membangu rumah, dan sebagainya.
2.3.3        Struktur Feature
Struktur tulisan feature umumnya disusun seperti kerucut terbalik, yang terdiri dari:
1.    Judul (head)
2.    Teras (Lead). Lead, intro atau teras feature, berisi hal terpenting untuk menarikl perhatian pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang dimualinya penulisan
3.    Bridge atau jembatan antara lead dan body
4.    Tubuh tulisan (Body)
5.    Penutup (ending) yang biasanya mengacu kepada lead, menimbulkan kenangan atau kengerian, menyimpulkan yang telah diceritaakan atau mengajukan pertanyaan tanpa jawaban.
2.4         Teknik Penulisan Feature
Setelah reporter mengumpulkan informasi berita, maka selanjutnya adalah proses penulisan dan penyusunan berita. Reporter harus menulis teras berita yang pendek tetapi menarik bagi pembaca sehingga mereka tidak cepat-cepat beralih ke berita lain.
Teras dari tulisan feature bukan ringkasan isi berita. Teras feature sering kali berisi contoh, kisah ringan atau pernyataan yang membuka nuansa berita. Teras berita yang unik, mencolok dan menarik dapat diaplikasikan saat menulis tulisan feature. Ketika reporter telah menyelesaikan wawancara dan observasi, dia harus memilih teras berita berdasarkan pertimbangan:
Ø  Bagian apa yang paling berpengaruh?
Ø  Kisah apa yang ingin disampaikan?
Ø  Apa yang membuat tulisan feature dapat dikatakan “kisah ini benar-benar menarik”?
Biasanya,  feature punya paragraf utama atau paragraf fokus sesudah teras berita. Paragraf inti atau fokus ini mengaitkan teras berita ke dalam fokus berita. Paragraf inti membantu pembaca memahami point utama berita dan memberi alasan bagi pembaca mengapa ia harus membaca berita tersebut. Paragraf utama akan memuat isi berita terkini jika berita feature ini dikaitkan dengan suatu kejadian. Mislnya, feature tentang keamanan berkendara memuat berita tentang kecelakaan di dalam paragraf inti.
Berita feature dapat ditata dalam bentuk apa saja dan bisa di tulis dengan panjang. Penulis sering menggunakan alat fiksi seperti ketegangan, kejutan, dialog, deskripsi, narasi dan klimaks dalam menegmbangkan isi berita feature jika dimungkinkan dan tepat.
Tujuan utamanya adalah membuat berita terus mengalir dan menarik pembaca tanpa henti. Susunlah berita sedemikian rupa sehingga pembaca dapat membaca dengan urutan logis. Penataan susunan akan bervariasi bergantung pada tipe beritanya. berita feature dapat ditulis secara kronologis. Atau bisa juga dengan teknik flashback seperti dalam film. Jika penulis menggunakan elemen kejutan dan ketegangan, maka pikatlah perhatian pembaca dengan sedikit informasi sembari tetap mempertahankan ketertarikan pembaca. Ini adalah tugas yang amat sulit. Penulis feature harus menyusun outline struktur beritanya sebelum mereka menulis.



BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Feature dapat dikatakan juga sebagai artikel yang kreatif, terkadang subyektif, yang dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan. Feature memungkinkan reporter ‘’menciptakan’’ sebuah cerita. Meskipun masih diikat etika bahwa tulisan harus akurat karangan tidak boleh fiktif dan bersifat khayalan, reporter bisa mencari feature dalam pikirannya, setelah mengadakan penelitian terhadap gagasannya itu.
Feature merupakan berita yang berfungsi sama dengan berita umumnya, tetapi dengan gaya bahasanya yang terkesan seperti seni itu adalah ciri khas dari feature. Target yang ingin dicapainya adalah perasaan pembaca bukan rasio, seperti sasaran berita umumnya.
Adapun jenis-jenis feature, di antaranya: Feature Berita, Feature Artikel. Sedangkan berdasarkan tipenya, maka feature dapat dibedakan menjadi: Feature Human Interest (langsung sentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian, simpati dan sebagainya), Feature pribadi-pribadi menarik atau feature biografi, Feature Perjalanan, Feature Sejarah, yaitu tulisan tentang peristiwa masa lalu,  Feature Petunjuk Praktis (Tips).
Struktur tulisan feature umumnya disusun seperti kerucut terbalik, yang terdiri dari: a) Judul (head), b) Teras (Lead). Lead, intro atau teras feature, c)   Bridge atau jembatan antara lead dan body, d)Tubuh tulisan (Body), e) Penutup (ending).
Teknik Penulisan Feature terlebih dahulu reporter mengumpulkan informasi berita kemudian proses penulisan dan penyusunan berita. Dalam penulisan berita reporter harus menulis teras berita yang menarik, setelah itu, biasanya feature punya paragraf utama atau paragraf fokus sesudah teras berita. Paragraf inti atau fokus ini mengaitkan teras berita ke dalam fokus berita. Susunlah berita sedemikian rupa sehingga pembaca dapat membaca dengan urutan logis.
3.2  Saran
Menulis feature sama halnya menulis karya nonfiksi lain, namun feature ditulis dalam bentuk suatu informasi yang mengandung sisi human interest . Ada baiknya bagi yang ingin menulis feature harus memerhatikan terlebih dahulu teknik-teknik penulisannya agar mempermudah dalam menulis feature.


DAFTAR PUSTAKA :
Sumadiria, AS Haris. 2014. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.