A.
Definisi
Konvergensi Media
Ada dua kata yang terlintas ketika mendengar konvergensi media
yakni tentang teknologi
dan komunikasi. Banyak orang menyebut era ini sebagai era konvergensi media, hal tersebut merujuk pada perkembangan
teknologi komunikasi digital yang ada, khususnya karena keberadaan internet. Perkembangan
teknologi komunikasi digital dewasa ini telah menjadi salah satu fokus penelitian para pakar
komunikasi karena merubah pola komunikasi linier yang ada. Ia telah berdampak juga terhadap produksi pesan, pengelolaan konten, dan
distribusi pesan melalui digitalisasi.
Pengertian Convergence
atau Konvergensi secara harfiah adalah dua
benda atau lebih bertemu/bersatu di suatu titik; pemusatan pandangan mata ke suatu
tempat yang amat dekat. Secara umum, konvergensi adalah
penyatuan berbagai layanan dan teknologi komunikasi serta informasi (ICTS –
Information and Communication Technology and Services). Dalam arti paling umum, konvergensi berarti runtuhnya penghalang lama yang
sebelumnya memisahkan ICTS antara industri dan industri, antara
aplikasi dan aplikasi, antara produser dan konsumen, antara negara dan negara.Masing-masing mempengaruhi kepemilikan minoritas,
penggunaan dan akses teknologi informasi (IT) dengan
berbagai cara.
Teknologi informasi mutakhir telah berhasil menggabungkan
sifat-sifat teknologi telekomunikasi konvensional yang bersifat
massif dengan teknologi komputer yang bersifat interaktif. Fenomena ini lazim disebut sebagai konvergensi, yakni bergabungnya media
telekomunikasi tradisional dengan internet sekaligus.
konvergensi mengarah pada penciptaan produk-produk yang aplikatif yang mampu melakukan
fungsi audiovisual sekaligus komputasi.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata
latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata
tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu
perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a
receiver). Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana
yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Banyak ahli
dan juga organisasi yang memberikan batasan. Media di sini dibagi
menjadi tiga jenis diantaranya
media audio, media visual dan media audio visual.
Jadi, Konvergensi media adalah penggabungan atau
pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu
titik tujuan. Konvergensi media biasanya
merujuk pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya konvergensi jaringan.
B.
Perkembangan
Konvergensi Media
Konvergensi
pada umumnya berarti persimpangan media lama dan baru. Henry Jenkins menyatakan
bahwa konvergensi adalah aliran konten di platform
beberapa media, kerja sama antara industri beberapa media, dan perilaku migrasi
khalayak media
Konvergensi
media tidak hanya pergeseran teknologi atau proses teknologi, namun juga
termasuk pergeseran dalam paradigma industri, budaya, dan sosial yang mendorong
konsumen untuk mencari informasi baru. Konvergensi media terjadi dengan melihat
bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain pada tingkat sosial dan
menggunakan berbagai platform media untuk menciptakan pengalaman baru,
bentuk-bentuk baru media dan konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan
tidak hanya kepada konsumen lain, tetapi untuk para produsen perusahaan media.
Gerakan
konvergensi media tumbuh secara khusus dari munculnya Internet dan digitalisasi informasi. Konvergensi
media ini menyatukan 3C yaitu computing (memasukkan data
melalui komputer), communication (komunikasi), dan content (materi
isi/ konten). Teori konvergensi media yang diteliti oleh Henry Jenkins
pada tahun 2006,
menyatakan bahwa konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat.
1.
Pendorong
konvergensi media
Perubahan perilaku konsumen:
Ø Pada tahun 2009 sebuah penerbitan surat kabar
media di Amerika Serikat The Boston
Globe menunggu nasib untuk ditutup atau diteruskan oleh
investor baru. Performa koran yang sudah berusia 137 tahun itu terus merosot
karena perubahan perilaku konsumen membaca berita.
Oplah menurun
14 persen dalam enam bulan pada tahun 2009.
Ø Tahun 2009 di Amerika Serikat merosotnya sirkulasi dan
pendapatan dari iklan juga memaksa surat kabar Tribune Co. memutuskan
hubungan kerja 61 orang dari 205 tim berita The Baltimore Sun. Sepekan
sebelumnya, Chicago Tribune juga merumahkan 53
karyawan ruang redaksi.
Ø Harga bahan baku koran semakin mahal.
2. Pendukung konvergensi media
Ø
Media massa
konvensional (Televisi, radio, surat kabar dll)
Ø
Internet
Ø
Perangkat
lunak atau software.
3. Konvergensi
Media di Indonesia
Perkembangan konvergensi media di Indonesia adalah buah dari
proses perubahan gradual yang melanda industri media itu sendiri. Efisiensi,
perluasan pasar, kecepatan menyiarkan, dan integrasi sumberdaya adalah esensi
konvergensi media di Indonesia. Teknologi informasi dan komunikasi menjadi
penopang di bawahnya. Hampir satu dekade belakangan, industri media di
Indonesia mengalami hingar-bingar seiring kemajuan pesat teknologi informasi
dan komunikasi. Awalnya adalah ketika sejumlah media melakukan resizing dan
reformat produk, terutama suratkabar harian, pada medio dekade 2000-an.
Perubahan format itu membawa implikasi pada penyesuaian ukuran dan kualitas
konten di masing-masing media. Budaya jurnalisme pun ikut berubah. Gaya menulis
tidak bisa lagi sepanjang dan sebanyak tatkala masih menggunakan ukuran dan
format lama (murni broadsheet). Ini karena surakatkabar-suratkabar di Indonesia
telah mengubah ukuran produk mereka menjadi enam atau tujuh kolom (junior
broadsheet), bahkan hingga yang berukuran kompak (compact size).
Pada saat yang bersamaan, sejumlah perusahaan media cetak mulai
serius mengembangkan versi digitalnya. Patut dicatat, hampir satu dekade
sebelumnya, beberapa perusahaan suratkabar telah merilis versi online, seperti
Republika dan Kompas, namun baru sekadar sebagai komplimentari versi cetak dan
belum digarap serius dalam konteks konvergensi media. Perubahan format tersebut
dipicu oleh tren multimedia yang dihasilkan teknologi komunikasi melalui
kehadiran internet. Belakangan, internet dan mobile communication menjadikan
orang semakin mudah mengakses informasi media melalui aneka platform. Secara
umum, dalam kasus Indonesia, konvergensi media berangkat dari basis model
suratkabar cetak yang berkolaborasi dengan versi online. Inilah jejak otentik konvergensi
media di Indonesia. Dalam perkembangannya kemudian, kolaborasi surakabar cetak
dengan media online, lalu menular dengan mengikutsertakan medium radio dan
televisi dalam line up konvergensi. Bahkan, model lain yang berangkat dari
majalah cetak dan online juga.
C.
Dimensi
Konvergensi Media
Terdapat lima dimensi
dalam konvergensi, diantaranya adalah konvergensi teknologi, konvergensi jurnalisme, kepemilikan,
kolaborasi, koordinasi media konten, dan konsumsi dari konten media.
1. Konvergensi
Teknologi
Definisi dari istilah konvergensi banyak berfokus kepada teknologinya.
Burnett dan Marshall (2003) misalnya mengatakan “the impact
of the webdefines convergence as the blending of the media, telecommunications
and computerindustries, and the coming together of all forms of mediated
communication in digital form”. Grant menyebutkan dua perkembangan
teknologi spesifik yang sangat penting bagikonvergensi media, yakni teknologi
digital (analog-digital) dan jaringan komputer.
2. Konvergensi Jurnalisme
Dari sisi konvergensi
jurnalisme, kini kita mengenal berbagai organisasi media yang mulai melebarkan
jangkauan informasinya dengan memiliki sebuah ruang berita baru di dunia mayaatau media online. Banyak
organisasi media yang mendistribusikan konten mereka darimedia konvensional seperti TV,
radio, dan media cetak ke media online. Dengan adanya media online,
masing-masing organisasi akan dapat meningkatkan kapasitasnya. Semisal media cetak, dengan memiliki
media online ia dapat mengolah beritanya menjadi video, galeri foto, dan ruang berita
yang lebih luas dibandingkan versi cetak. Selain meningkatkan kapasitasnya, masing-masing dari
organisasi itu juga dapat meningkatkan interaktivitas dengan pembaca, misalnya dengan memberi
ruang komen, blog, hyperlink, dsb.
3. Kepemilikan (Ownership)
Dimensi lainnya dari konvergensi
media ialah mengenai kepemilikan (ownership). Konvergensi memungkinkan
terjadinya kepemilikan dua atau lebih media dalam melayani satu kesatuan pasar
yang sama. Isu inilah yang sangat dekat dengan kondisi industri media di Indonesia,
di mana kepemilikan terhadap dua atau lebih jenis media sangat dimungkinkan. Contohnya
MNC Grup yang dimiliki oleh Hary Tanoesoedibjo. Ia berhasil merajai
tidak hanya pasar media cetak, melainkan juga memiliki media siar dan online
yang cukup besar dan berpengaruh secara nasional di Indonesia. Konvergensi juga
memungkinkan terjadinya kolaborasi. Dewasa ini, kebanyakan organisasi media
besar cenderung melakukan kolaborasi atau kerjasama dengan sesama media besar
lainnya dibanding melihat hal tersebut sebagai ancaman atau kompetitor.
4. Kolaborasi
Hubungan kolaboratif harus saling menguntungkan untuk bertahan.
Kekuatan eksternal juga berdampak pada awal dan akhir dari upaya kolaboratif tersebut, hal ini termasuk dari tujuan korporasi dan tawaran dari
kompetisi. Untuk
mencegahnya dari kecenderungan monopoli, halini dapat dicegah dengan adanya pengaturan atau regulasi.
5. Koordinasi Media Konten
Selain kolaborasi, konvergensi juga memungkinkan adanya
koordinasi. Apa yangmembedakan
antara dimensi kolaborasi dan koordinasi? Kalau kolaborasi cenderung dilakukan oleh antar media besar, koordinasi
lebih kepada praktek konvergensi jurnalisme,misalnya berbagi konten berita, personil atau SDM, dsb. Hal ini sering terjadi antar media besar nasional dengan media kecil atau lokal. Motivasi dari koordinasi ini biasanya tidakuntuk mencapai skala ekonomi
melainkan untuk mencapai visibilitas yang lebih besar di pasar melalui promosi silang atau untuk mengakses sumber daya yang seharusnya tidak tersedia.
D.
Implikasi
Konvergensi Media
Berbicara tentang implikasi (akibat, dampak, atau pengaruh) dari
konvergensi media tentu banyak sekali. Konvergensi media memiliki implikasi positif dan negatif.
1.
Implikasi Positif
Ø
Konvergensi media memperkaya
informasi secara meluas tentang seluruh dunia karena ada akses internet.
Ø
Memberikan banyak pilihan kepada
masyarakat pengguna untuk dapat memilih informasi yang diinginkan sesuai
selera, contohnya saja adalah televisi interaktif dan televisi multisaluran
dimana pengguna memilih sendiri program siaran yang disukai. Sehingga
penggunaan teknologi konvergensi menjadi lebih personal.
Ø
Lebih mudah, praktis dan efisien.
Tidak perlu punya dua media kalau ternyata bisa punya satu media saja dengan
dua fungsi.
Ø
Timbulnya demokratisasi informasi
dimana semua orang bisa mengakses informasi secara bebas dan luas denganberbagai
cara dan bentuk.
Ø
Dalam implikasi ekonomi,
konvergensi berpengaruh terhadap perusahaan dan industri teknologi komunikasi
karena mengubah perilaku bisins. Keuntungan yang didapat dari hasil konvergensi
media sangat menguntungkan dan memajukan perusahaan. Selain itu, mudahnya akses
informasi membuat industri dan perusahaan semakin mudah dan cepat
mengantisipasi tantangan, kebutuhan baru konsumen serta persaingan yang
mengetat.
Ø
Di bidang pekerjaan, jelas sekali
di jaman sekarang ini jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi
digandrungi banyak orang dan peminat seperti hal-hal yang berbau IT atau sistem
informasi, menurut saya hal ini menjadi bukti kuatnya teknologi dalam kehidupan
manusia.
Ø
Masyarakat mendapatkan informasi
lebih cepat. Contohnya, para pembaca berita online hanya dengan mengklik
informasi yang diinginkan di komputer maka sejenak informasi itu pun muncul.
Ø
Interaktif. Masyarakat bisa
langsung memberikan umpan balik terhadap informasi-informasi yang disampaikan.
Media konvergen memunculkan karakter baru yang makin interaktif, dimana
penggunanya mampu berkomunikasi secara langsung dan memperoleh konsekuensi
langsung atas pesan (Severin dan Tankard, 2001: 370).
Ø
Konvergensi media menyediakan
kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan
pemrosesan seluruh bentuk informasi secara visual, audio, data dan sebagainya
(Preston, 2001: 27).
2.
Implikasi
Negatif
Ø
Perubahan gaya
hidup masyarakat yang menjadi kecanduan teknologi (cybermedia dan cybersociety). Adanya ketergantungan teknologi dimana segala sesuatu
menjadi serba praktis dan otomatis. Menurut saya teknologi yang praktis memang
bagus karena mempercepat dan memudahkan, namun hal ini juga bisa menjadi buruk
jika kita tidak bijak menggunakannya,mengapa? Karena dengan adanya praktis kita
cenderung menjadi orang yang “malas” dimana segala yang otomatis akan
mempercepat hilangnya pekerjaan karena pekerjaan manusia sudah bisa digantikan
dengan teknologi yang canggih.
Ø Munculnya masyarakat digital/ masyarakat maya.
Kemajuan teknologi konvergensi yang maju telah mempersempit jarak dan
mempersingkat waktu. Jarak dan waktu sudah bukan masalah lagi, misalnya anda di
Eropa dengan saya di Asia bisa saling berkomunikasi saat itu juga melalui
internet atau media lainnya tanpa perlu bertemu langsung. Hal ini menimbulkan
masyarakat maya dimana komunikasi langsung secara face to face sudah
tidak diminati lagi. Pendapat saya ini diperkuat dalam buku berjudul Handbook of new media: social shaping and social consequences of ICTs, dikatakan bahwa media konvergen menyebabkan
derajat massivitas massa berkurang, karena komunikasinya makin personal dan
interaktif (Lievrouw dan Livingstone, 2006: 164).
Ø Media cetak/media tradisional/media konvensional mulai
kalah dengan media modern/media baru/ media online.
Ø Kesenjangan sosial yang semakin besar.
E.
Tantangan Konvergensi Media
Sifat alamiah
perkembangan teknologi selalu saja mempunyai dua sisi, positif dan negatif. Di
samping optimalisasi sisi positif, antisipasi terhadap sisi negatif konvergensi
nampaknya perlu dikedepankan sehingga konvergensi teknologi mampu membawa
kemaslahatan bersama. Pada arah politik ini diperlukan regulasi yang memadai
agar khalayak terlindungi dari dampak buruk konvergensi media. Regulasi menjaga
konsekuensi logis dari permainan simbol budaya yang ditampilkan oleh media
konvergen. Tujuannya jelas, yakni agar tidak terjadi tabrakan kepentingan
yang menjadikan salah satu pihak menjadi dirugikan. Terutama bagi kalangan
pengguna atau publik yang memiliki potensi terbesar sebagai pihak yang
dirugikan alias menjadi korban dari konvergensi media.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar