Rabu, 28 Oktober 2015

Media Online

A.       Pengertian Media Online
Ø      Media Online (Online Media) --disebut juga Digital Media-- adalah media yang tersaji secara online di internet. Pengertian Media Online dibagi  menjadi dua pengertian:
Ø   Pengertian Umum Media Online
Pengertian Media Online secara umum, yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet berisikan teks, foto, video, dan suara.
Dalam pengertian umum ini, media online juga bisa dimaknai sebagai sarana komunikasi secara online. Dengan pengertian media online secara umum ini, maka email, mailing list (milis), website, blog, whatsapp, dan media sosial (social media) masuk dalam kategori media online.
Ø   Pengertian Khusus Media Online
Pengertian Media Online secara khusus yaitu terkait dengan pengertian media dalam konteks komunikasi massa. Media --singkatan dari media komunikasi massa-- dalam bidang keilmuan komunikasi massa mempunyai karakteristik tertentu, seperti publisitas dan periodisitas.
Pengertian media online secara khusus adalah media yang menyajikan karya jurnalistik (berita, artikel, feature) secara online.
Ø    Media online (online media) adalah media massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet.
Ø    Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) –koran, tabloid, majalah, buku-- dan media elektronik (electronic media) –radio, televisi, dan film/video.
Ø  Media Online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik online –disebut juga cyber journalisme– didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet” (wikipedia).
Ø   Secara teknis atau ”fisik”, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal, website (situs web, termasuk blog), radio online, TV online, dan email.
Ø Isi media online terdiri: Teks, Visual/Gambar, Audio, dan Audio-Visual (Video)


B.   Karakteristik Media Online
  1. Kapasitas luas --halaman web bisa menampung naskah sangat panjang
  2. Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana saja.
  3. Jadwal terbit bisa kapan saja bisa, setiap saat.
  4. Cepat, begitu di-upload langsung bisa diakses semua orang.
  5. Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.
  6. Aktual, berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian.
  7. Update, pembaruan informasi terus dan dapat dilakukan kapan saja.
  8. Interaktif, dua arah, dan ”egaliter” dengan adanya fasilitas kolom komentar, chat room, polling, dsb.
  9. Terdokumentasi, informasi tersimpan di ”bank data” (arsip) dan dapat ditemukan melalui ”link”, ”artikel terkait”, dan fasilitas ”cari” (search).
  10.  Terhubung dengan sumber lain (hyperlink) yang berkaitan dengan informasi tersaji. 
v    C.       Jurnalisme Online
    1.       Kehadiran media online memunculkan ”generasi baru” jurnalistik, yakni jurnalisme online (online     journalism) –disebut juga cyber journalism.
    2.     Per definisi, jurnalisme online merupakan proses penyampaian informasi dengan menggunakan  media internet (website). Kamus bebas Wikipedia mendefinisikan jurnalisme online sebagai ”pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet” (reporting of facts produced and distributed via the Internet).
   3.     Jurnalisme online adalah ”jurnalisme judul” karena perilaku pembaca yang umumnya ”headline reader” atau ”lead reader” –perilaku yang juga berlaku bagi pembaca koran. Tubuh berita biasanya diformat dalam bentuk singkat dan padat. Kelengkapan informasi tetap terjaga karena ada ”berita/tulisan terkait” (linkage). 

D.       Keunggulan Jurnalisme Online
Keunggulan jurnalisme online secara detail dikemukakan James C. Foust dalam bukunya, Online       Journalism: Principles and Practices of News for The Web (2005):
  1. Audience Control  --audiens lebih leluasa dalam memilih berita.
  2. Nonlienarity --tiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri atau tidak berurutan.
  3. Storage and retrieval --berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah.
  4. Unlimited Space –memungkinkan jumlah berita jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
  5. Immediacy --cepat dan langsung.
  6. Multimedia Capability –bisa menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita.
  7. Interactivity --memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca.
E.       Kelebihan dan kekurangan Media Online  
Media Online sekarang sangat berkembang pesat, banyak media online baru bermunculan setiap hari. Informasi  yang disajikan juga sangat update dan menarik. Berikut ini Kelebihan dan Kekurangan Media Online yang sekarang sering kita gunakan. 
1.        Kelebihan Media Online
Ø    Sangat cepat, dari segi waktu media online sangat cepat dalam menyampaikan
beritanya.
Ø Audio Visual, media online juga mempunyai audio visual dengan melakukan streaming
Ø Praktis dan Fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja dan kapan saja yang kita mau.

2. Kekurangan Media Online
Ø Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat di media online biasanya tidak seakurat media lainnya. 
Ø Bisa menimbulkan hal negatif jika tidak pintar-pintar menyikapi informasinya.

F.       Jenis Tulisan
Jenis tulisan media online sama dengan jenis tulisan karya jurnalistik pada umumnya, yakni news, views, dan feature (paduan news & news).
  1. News, Berita –laporan peristiwa, rekonstruksi kejadian, disusun dengan paduan unsur 5W+1H (What,Who, When, Where, Why, dan How) dan sistematika: Head/Judul, Lead/Alinea Pertama, Body/Isi Berita. [Rumus Standard Penulisan Berita: Who does What Where When Why How).
  2. Views, Opini –tulisan berisikan opini, pendapat, atau analisis tentang suatu peristiwa atau masalah. Struktur penulisan: judul, penulis, opening, body, closing.
  3. Feature –tulisan berisi paduan antara fakta dan opini. Struktur tulisan: judul, lead, body, closing. Masuk dalam kategori feature a.l. tips, biografi, pengalaman, ”curhat”, dan catatan perjalanan.
G.       Karakter Pembaca
  1. Menilai situs dalam seperduapuluh detik!
  2. Melihat, pindai, baru membaca
  3. Sekitar 80% memindai (melihat dari kiri atas ke kanan), lalu gambar, grafis, desain.
  4. Umumnya ingin membaca tulisan di internet secara cepat –pembaca judul dan lead.
  5. Pertama kali melihat teks (78%), bukan foto atau grafik.
  6. Secara umum, user pertama kali tertarik pada judul, ringkasan tulisan, atau caption.
  7. Tidak membaca kata per kata, tetapi lebih banyak memindai (scan) (79%, hanya 16% yang membaca kata per kata) tampilan situs, terutama kata-kata yang di-highlight, jenis huruf berbeda, penyajian dengan butir-butir (numerik/bullet/numbering).
  8. Lebih menyukai judul yang tepat pada sasaran (straightforward) dibandingkan judul yang lucu atau cantik.
  9. Membaca ringkasan atau tulisan pendek --karena membaca di layar monitor komputer 25% lebih lambat dibandingkan membaca media cetak.
  10. Tidak berlama-lama di satu situs. User tidak sabaran, memiliki wewenang penuh untuk pindah atau tetap di satu situs.
  11. Kunjungan selama 10 menit sudah termasuk lama.
  12. Daya tahan mata di depan layar monitor terbatas.
H.       Gaya Penulisan
  1. Menyesuaikan dengan karakter pembaca, gaya bahasa jurnalisme online hendaknya: ringkas, padat, to the point.
  2. Judul sederhana dan padat.
  3. Tulisan mudah dipindai memindai (scannable), misalnya dengan subjudul (maksimum tiap lima paragraf), highlight kata-kata penting dengan warna berbeda, cetak tebal, jenis huruf, ukuran huruf, hypertext/hyperlink.
  4. Tulisan pendek lebih disukai. Jumlah kata paling banyak 50% dari media cetak.
  5. Alinea pendek. Satu alinea idealnya hanya terdiri dari 65 karakter atau maksimal lima baris (lines).
  6. Gunakan alinea/paragraf pendek dan jarak antar-alinea.
  7. Uraian panjang dipecah-pecah menjadi beberapa judul, sambungkan melalui multiple hyperlink.
  8. Pembaca tidak suka tulisan panjang dan harus men-scroll jauh ke bawah.
  9. Gunakan tabel atau poin/angka urut ke bawah (bullets or numbering). Pembaca lebih mudah dan lebih nyaman membaca uraian berurut ke bawah daripada membaca alinea panjang.
  10. Terapkan prinsip Piramida Terbalik -- yang penting di atas, uraian selanjutnya.
  11. Gunakan bahasa sederhana dan ”informal” untuk tulisan opini (artikel) dan feature.
  12. Pendekatan ”Piramida Terbalik” lebih intens digunakan dalam penulisan berita online, yaitu benar-benar mengedepankan yang paling penting dan mendesak diketahui pembaca.
  13. Bahasa Jurnalistik (language of mass media) juga kian penting berperan mengingat karakter bahasa jurnalistik yang lugas, ringkas, sederhana, dan mudah dipahami.
I.       The 10 Commandments of Internet Writing
(By Garth A. Buchholz, Webpronews.com)
1.       Online content is informally written.
2.       Online content is not just about words.
3.       Words are graphical images, too.
4.       Layout and design are critical in a visual medium like the Web.
5.       Chunk it out, chunk it down. (broke into smaller blocks of text separated by a break) or "chunked down" (shortened).
6.       Write strong meta-content (headlines, subheads, cutlines, labels, etc).
7.       Don't reinvent the wheel - just link to it.
8.       Use the traditional newspaper structure of "inverted pyramid" writing.
9.       Make the writing compelling, personal and energetic.
10. Know your Internet community.

J.       Writing Well for the Web

(Webreference.com)
  1. Be Yourself. Write Conversationally. It's the most natural way to write -- try writing the same way you speak to a friend.
  2. Write Short, Tight Paragraphs.
  3. Chunk the Information Into Bite-sized Bits. Nobody likes to scroll through a long narrative looking for the "good stuff."
  4. Draw a line between each unique "thought”. Write a headline for each thought (even if the thought is just one paragraph).
  5. Better yet, avoid narrative paragraphs whenever possible. Try using a bulleted list or a table instead. It's a lot easier on the eye.
  6. Use Action Verbs.
  7. Catch Their Attention.
  8. Be Descriptive. Include the key elements of the "thought" in your headline.
Ø Tips1
Robert Niles,”How to write for the Web”, The Online Journalism Review:
  1. Short –ringkas, the shorter the better.
  2. Active voice –gunakan kalimat aktif.
  3. Strong verbspilih kata kerja yang kuat.
  4. Contextual hyperlinking –lengkapi dengan tautan informasi terkait; memungkinkan pembaca memperkaya pengetahuan dan informasi pendukung.
  5. Use formatting –gunakan variasi tampilan huru atau kalimat (), misalnya dengan menggunakan daftar (list), header tebal, dan kutipan (blockquotes).
  6. Easy to read – mudah dibaca; jangan ada blok teks/alinea yang lebih dari lima baris. No block of text more than five lines on the screen.”
Ø  Tips2
  1. Layout Sederhana.
  2. Tidak terlalu dinamis dengan animasi berlebihan.
  3. Gunakan foto atau video terkait.
  4. Tempatkan iklan dengan tepat agar tidak mengganggu pembaca.
    Hindari font aneh dan berwarna terang.
  5. Gunakan EYD/kata baku.
  6. Hindari background musik automatic play.
  7. Hindari Windows Pop Up.
  8. Informasi kontak/contact form.
  9. Kolom komentar
  10. Cerita apa pun dapat diceritakan dalam 800 kata — pedoman yang baik untuk tulisan online.
  11. Logis/SPOK
  12. Satu paragraf terdiri atas 3-5 kalimat
  13.  Hindari bahasa slank/bahasa gaul.
  14. Akurat, tidak salah ketik.
K.       Tata Bahasa: Beberapa Kesalahan
1.       ”Dan” di awal kalimat.
2.       Kata Mubazir: sementara itu, dalam rangka, perlu diketahui, seperti kita ketahui, dapat ditambahkan, selanjutnya, adapun.
3.       “Sehingga” di awal kalimat.
4.       Bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk “di mana” (padanan dalam bahasa Inggris adalah “who”, “whom”, “which”, atau “where”) atau variasinya (”dalam mana”, dengan mana”, “hal mana”, “dalam pada itu”, “yang mana” dan sebagainya).
5.       Angka di awal judul --12 Orang Tewas Tertimbun Longsor. Mestinya, “Dua Belas Orang Tewas…”, “Belasan Orang Tewas Tertimbun Longsor”, atau “Longsor Tewaskan 12 Orang”.
6.       Pasangan kata: baik… maupun….; tidak hanya…. tapi juga....; tidak.... tetapi; bukan... melainkan....
L.       Perbedaan Media Online, Website, Media Sosial, dan Jejaring Sosial
Ø Pengertian Media Online  : Media Online adalah segala jenis media atau sarana komunikasi yang tersaji secara online melalui koneksi internet, seperti email, website, blog, media sosial, jejaring sosial, termasuk aplikasi chatting seperti WhatsApp dan Line.
Ø Pengertian Website : Website atau situs web adalah satu satu jenis media online, yaitu halaman yang berisi beragam informasi dengan satu doman web. Google, Facebook, Detikcom, Yahoo, termasuk website sekaligus media online. “A website, also written as web site, or simply site, is a set of related web pages typically served from a single web domain. (Wikipedia).”
Ø Pengertian Media Sosial : Media Sosial (Social Media) adalah bagian dari website dan media online. Media online adalah situs web yang berfungsi sebagai forum online atau sarana interaksi sosial, pergaulan, pertemanan, antara orang-orang di seluruh dunia. Forum online ini juga berfungsi sebagai sarana berbagi atau bertukar infomasi, saling komentar, dan sebagainya. Termasuk media sosial adalah Blog, Facebook, Twitter, Youtube, LinkedIn, Flickr.
Ø Pengertian  Jejaring Sosial : Jejaring Sosial (Social Networking) adalah bagian dari media sosial, yaitu berupa pemanfaatan media sosial untuk membangun jaringan pertemanan, jaringan bisnis, jaringan pergerakan, bahkan bisa membangun jaringan untuk menggelar aksi demonstrasi besar-besaran.
Diibaratkan, media sosial adalah kendaraan mobil (benda). Jejaring sosial adalah mengendarai mobil itu (aksi/pemanfaatan). 
Ø Social Media vs Social Networking : Yang paling banyak diperdebatkan adalah beda antara media sosial dan jejaring sosial (social media vs social networking).
Gambar berikut ini jawabannya:

M.   Sejarah Media Online

Media massa saat ini menjadi bertambah keluarga dengan kemunculan media online. Ada berbagai pendapat mengenai mediaonline, sebenarnya termasuk ke dalam media cetak atau media elektronik atau media online berdiri sendiri sehingga media massa bukan terbagi dua melainkan terbagi tiga. Media cetak, media elektronik, dan media online.
Dalam Jurnal Komunikasi Universitas Islam Indonesia,Zaki Habibi menulis artikel yang berjudul Citizen Journalism :Ketika Berita Tidak Hanya Memiliki Satu Muka (19:2007) mengungkapkan: “di saat jurnalistik, lebih khusus lagi dalam media cetak, sudah mulai menemukan pijakan pasti dalam menyusuri perannya di tengah gempuran tantangan zaman, gelombang baru muncul lagi. Kemunculan situs web berita atau online media sempat menjadi diskusi hangat di kalangan jurnalis. Mulanya, keberadaan media tersebut dinilai akan mengancam keberadaan media massa. Pasalnya, dari segi kecepatan dan jangkauan khalayak, media elektronik pun kalah jauh. Lebih-lebih lagi media cetak. Masa yang disebut-sebut sebagai paperless era alias serba maya tampaknya sudah di depan mata. Namun rupanya, fenomena ini justru memperkaya konsepsi dan praktik jurnalistik itu sendiri ketimbang menenggelamkan yang sudah lebih dulu ada.”
Werner J. Severin dan James W. Tankard dalam bukuTeori Komunikasi: Sejarah, Merode, dan Terapan di Media Massa(2005:458) mengutip dari Mc Luhan mengatakan, media onlineadalah gagasan baru dalam bermedia, namun media baru masih mengikut pada media lama dan bahkan sering memanfaatkan media lama sebagai tolak ukur  dalam segi isi yang diterapkan di internet. Beberapa penelitian telah mendokumentasikan kecendrungan koran-koran online untuk mengemas kembali materi-materi dari koran-koran cetak.
Bila dilihat dari sejarah media bahwa sebuah teknologi baru, tidak pernah menghilangkan teknologi lama, namun mensubtitusinya. Septiawan Santana mengatakan dalamJurnalisme Kontemporer (2005:135), Radio tidak menggantikan surat kabar, namun menjadi sebuah alternatif, menciptakan sebuah kerajaan dan khalayak baru. Demikian pula dengan televisi, meskipun televisi (TV) melemahkan radio, tetap tidak dapat secara total mengeliminasinya. Maka, cukup adil juga untuk mengatakan bahwa media online mungkin tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya bentuk-bentuk media lama. Melainkan, tampaknya menciptakan suatu cara yang unik untuk memproduksi berita   dan mendapatkan konsumen berita.
Media online menjadi berbeda dengan media tradisional yang sudah dikenal sebelumnya (cetak, radio, televisi) bukan semata-mata karena dia mengambil venue yang berbeda; melainkan karena media ini dilangsungkan di atas sebuah media baru yang mempunyai karakteristik yang berbeda, baik dalam format, isi, maupun mekanisme dan proses hubungan penerbit dengan pengguna/ pembacanya (http://jurnalisme-makassar.blogspot.com/).
Syarifudin Yunus dalam Jurnalistik Terapan (2010:33),media online kini menjadi alternatif media yang paling mudah mendapat akses informasi atau berita. Karena media online adalah sarana mendapatkan informasi paling efektif yang ada di era lebih maju yaitu era teknologi informasi.
Dalam sebuah situs (http://jurnalisme-makassar.blogspot.com/) mengatakan bahwa: Selama ini—sadar atau tidak—kita hanya memahami online dalam artian ditampilkan di sebuah situs web. Padahal 'online' mencakup berbagai tempat perkara (venue): web, e-mail, bulletin board sistem (BBS), IRC, dan lainnya. Tapi tentu bukan tanpa alasan bahwa kebanyakan mediaonline saat ini diselenggarakan di web.
Dari sekian venue di internet, web merupakanvenue yang memungkinkan penyelenggara mediaonline untuk menyediakan isi dengan features yang sangat kaya dengan cara paling gampang. Namun, ini tidak berarti bahwa tak ada venue lain yang dapat dipakai untuk menyelenggarakan jurnalistikonline di internet.
Internet memang tidak hanya menyediakan situs web saja, namun di Indonesia sendiri media online diselelenggarakan di sebuah situs web seperti Detik.com, Kompas online, Tempo Interaktif, Okezon, Vivanews, Berita Indonesia dan lainnya.

Sumber :